SELAMAT DATANG BERSAMA INVESTASI TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA
Tampilkan postingan dengan label SEKILAS INFO GAHARU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SEKILAS INFO GAHARU. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 29 Juni 2013

Provinsi Bengkulu Budidayakan Tanaman Kayu Gaharu

http://www.gaharujabar.com/wp-content/uploads/2013/01/528468_384317468329225_1333663333_n.jpg

GAMBAR BIBIT GAHARU

 Provinsi Bengkulu Budidayakan Tanaman Kayu Gaharu
(ivan / MI)
JAKARTA - MI: -->
BENGKULU—MIOL: Pemprov Bengkulu sejak tahun lalu mulai mensosialisasikan usaha budidaya kayu gaharu (aquilaria malacensis), untuk dijadikan andalan pendapatan non kayu di masa mendatang.
Kayu gaharu merupakan satu hasil hutan non kayu mengandung damar wangi (aromatic resin) dan bisa dijadikan sebagai komoditi elit bernilai ekonomi tinggi, kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu Ir Soegito, Kamis.

Pengembangan bibit gaharu dari Cabutan (dengan teknik penyungkupan)

Bagi Teman-teman yang ingin mengembangkan bibit gaharu sendiri baik untuk keperluan tanam sendiri atau keperluan bisnis (dijual lagi) kami menyediakan dalam bentuk cabutan anakan.
1. Anakan gaharu tinggi 5 cm - 10 cm    Harga Rp. 500/bibit. 
    
 Gambar Anakan gaharu tinggi 5 - 10 cm
2. Anakan gaharu tinggi 15 cm - 30 cm   Harga Rp. 800/bibit

INFORMASI BENGKULU Budidaya Gaharu

Katalog Produk

Budidaya Gaharu

Keterangan:082113679988 atau gaharu.mandiri@ yahoo.com - Jual Bibit Gaharu. Kami menyediakan bibit gaharu dalam jumlah yang besar.Tersedia bibit gaharu berbagai species ( A. Malaccensis, A. Microcarpa, A. Beccariana, A. Crassna, Gyrinops Versteegii) dari ukuran 5Cm s/ d 100Cm ( Cabutan atau Polybag) dengan harga yang sangat murah. Bibit kami telah terjual mulai dari Aceh sampai Papua. Kami siap melayani permintaan dari seluruh Indonesia. Bagi yang berminat dapat menghubungi 082113679988 atau gaharu.mandiri@ yahoo.com


Kenalkan ke teman Anda

Kontak Perusahaan
Nama:Tn. Gaharu Mandiri [Direktur/CEO/Manajer Umum]
E-mail:Kirim Pesan
Nomer HP:082113679988
Nomer Telpon:082113679988
Nomer Faks:082113679988
Alamat:Jl. Kinibalu
Bengkulu, Bengkulu
Indonesia
Menjual Bibit Gaharu dan Jasa Budidaya Gaharu
http://indonetwork.co.id/GaharuMandiri/2608266/budidaya-gaharu.htm

Membuat situs langsung jadi?
Silahkan Klik disini!

Kementerian Kehutanan Kembangkan Teknologi Penghasil ”Gaharu Kualitas Super”

Kementerian Kehutanan Kembangkan Teknologi Penghasil ”Gaharu Kualitas Super”

  Departemen Kehutanan Kembangkan Teknologi Penghasil

 ”Gaharu Kualitas Super”

Kerap kali Gaharu dikenal sebagai pohon berkayu wangi layaknya kayu Cendana. Padahal, berbeda sama sekali. Gaharu pun sekarang bukan melulu berkah alam tanpa campur tangan manusia karena ditemukan metode produksi gaharu buatan yang tak kalah dengan yang alami.
Di Bogor, Jawa Barat, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kehutanan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan mengembangkan rekayasa produksi gaharu buatan.
Risetnya dimulai sejak tahun 2000. Riset itu menunjukkan keberhasilan dalam waktu satu sampai dua tahun terakhir ini.
Gaharu itu sendiri sebagai hasil persenyawaan enzim jamur tertentu yang menginfeksi kayu jenis tertentu pula. Persenyawaan itu menghasilkan damar wangi yang kemudian dikenal sebagai gaharu.
Kayu yang mengandung damar wangi atau gaharu kategori paling bagus atau kelas super mencapai harga Rp 50 juta per kilogram. Melalui metode penyulingan, gaharu umumnya dimanfaatkan sebagai pewangi.
Kepala Bidang Puslitbang Hutan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan Sulityo A Siran mengatakan, gaharu mulai diendus pula untuk obat herbal berbagai jenis penyakit berat, seperti tumor, kanker, lever, tuberkulosis, dan ginjal.
Soal pepatah, ”Sudah gaharu, cendana pula!”, menurut Sulistyo, itu hanyalah pepatah untuk menguatkan suatu hal. Gaharu beraroma wangi. Tentu akan wangi berlipat-lipat jika gaharu terdapat di kayu cendana yang memang sudah wangi. ”Pada kenyataanya, gaharu tidak pernah berada di kayu cendana,” ujarnya.
Teknik Budidaya Gaharu
Beberapa jenis tumbuhan berpotensi untuk memproduksi gaharu sudah dieksplorasi. Jenis tumbuhan itu meliputi Aquilaria sppAetoxylon sympetallumGyrinops, dan Gonsystylus.
Berbagai jenis tumbuhan itu tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Tetapi, keberadaannya sekarang mulai langka.
Masyarakat juga sulit mengenali jenis tumbuhan tersebut. Salah satu jenis Aquilaria di Kalimantan dikenal dengan nama lokal karas. Keberadaannya mulai jarang dijumpai pula.
Teknik budi daya gaharu dengan cara penginfeksian jamur pembentuk gaharu ke dalam batang pohon potensial. Isolat jamur penginfeksi atau pembentuk gaharu sudah dieksplorasi Balitbang Kehutanan dengan hasil diperoleh dari genus Fusarium dan Cylindrocarpon.
Saat ini diperoleh dari genus Fusarium sebanyak 23 isolat jamur. Empat isolat jamur Fusarium paling cepat menginfeksi kayu berpotensi menjadi gaharu.
”Dalam satu bulan kayu yang diinfeksi dengan keempat isolat jamur tersebut sudah mampu menunjukkan tanda-tanda keberhasilannya,” kata Sulistyo.
Kemudian gaharu buatan itu bisa dipetik pada usia satu hingga tiga tahun. Pohon potensial yang dipilih untuk membentuk gaharu, yang sudah berdiameter lebih dari 15 sentimeter dan usianya di atas 5-6 tahun.
Untuk menyuntikkan isolat jamur penginfeksi, sebelumnya pohon potensial dilukai. Pada bagian pelukaan tersebut, isolat jamur disuntikkan. ”Dalam satu pohon disuntikkan isolat jamur pada 200 sampai 300 titik pelukaan batang,” kata Sulistyo. Dalam pelukaan kemudian terjadi infeksi jamur yang membentuk warna kehitam-hitaman.
Selama tiga tahun, semburat warna kehitaman itu akan menyebar ke atas dalam jarak hanya 3-4 sentimeter saja. Semburat warna kehitam-hitaman pada serat kayu itulah yang disebut gaharu.
Selama ini gaharu alam yang paling bagus disebut gaharu super yang berwarna hitam pekat, padat, keras, mengilap, dan beraroma kuat khas gaharu.
Gaharu super tidak menampakkan serat kayunya. Bentuknya seperti bongkahan yang di dalamnya tidak berlubang.
”Klasifikasi mutu gaharu ditetapkan ada enam mutu. Berturut-turut dari yang paling bagus, yaitu Super (Super King, Super, Super AB), Tanggung, Kacangan (Kacangan A, B, dan C), Teri (Teri A, B, C, Teri Kulit A, B), Kemedangan (A, B, C) dan Suloan.” kata Sulistyo.
Kelas cincangan merupakan potongan kecil-kecil dari kayu yang terinfeksi menjadi gaharu. Meskipun tidak berwarna kehitaman atau tidak mengandung getah gaharu, kelas cincangan masih menunjukkan aroma khasnya. Biasanya, gaharu ini digunakan untuk pembuatan dupa atau hio.
Dalam proses produksi gaharu buatan, yang sangat penting dikuasai adalah proses pembenihan, persemaian, penanaman, dan pemeliharaan pohon-pohon berpotensi gaharu.
Tidak kalah pentingnya, yaitu tahapan pembentukan isolat jamur yang akan diinfeksikan. Metodenya, meliputi isolasi jamur pembentuk yang diambil dari jenis pohon penghasil gaharu.
Setelah jamur berhasil diidentifikasi kesesuaiannya, kemudian diperbanyak ke dalam media cair atau padat. Isolat jamur hasil perbanyakan pun siap disuntikkan ke pohon berpotensi gaharu.
Manfaat dan Kegunaan Kayu Gaharu
Sampai saat ini, pemanfaatan gaharu masih dalam bentuk bahan baku (kayu bulatan, cacahan, bubuk,atau fosil kayu yang sudah terkubur. Setiap bentuk produk gaharu tersebut mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda.
Gaharu mempunyai kandungan resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas.
Dari aromanya itu yang sangat popular bahkan sangat disukai oleh masyarakat negara-negara di Timur Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Oman, daratan Cina, Korea, dan Jepang sehingga dibutuhkan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan keagamaan, gaharu sudah lama diakrabi bagi pemeluk agama Budha, dan Hindu.
Dengan seiringnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri, gaharu bukan hanya berguna sebagai bahan untuk industri wangi-wangian saja, tetapi juga secara klinis dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Gaharu bisa dipakai sebagai obat: anti asmatik, anti mikroba, stimulant kerja syaraf dan pencernaan ,obat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa sakit, kanker, diare, tersedak, tumor paru-paru, obat tumor usus, penghilang stress, gangguan ginjal, asma, hepatitis, sirosis, dan untuk kosmetik (perawatan wajah dan menghaluskan kulit).
Kayu Gaharu dan Kegunaannya
Kandungan kimia yang terdapat dalam gaharu merupakan komponen-komponen yang terdiri dari sesquiterpenes, sesquiter-pene alcohol, kompoun oxygenated dan chromone. Selain itu, juga terdiri dari komponen-komponen agarospiral, jinkohol-eramol, jinkool yang menghasilkan aroma gaharu.
Penggunaan kayu dalam industri perkayuaan di mana kayunya digunakan dalam industri pembuatan kotak pembungkus, papan lapis, cenderamata, perabot, sarung senjata, chopstick dan lain-lain.
Gaharu digunakan dalam upacara keagamaan Cina, Ayurvedic dan upacara kaum di Tibet. Gaharu digunakan sebagai pengharum rumah di Timur Tengah, di Papua New Guinea digunakan sebagai obat-obatan tradisional oleh masyarakatnya. Di masa sekarang gaharu juga digunakan sebagai bahan minyak wangi dan kosmetik.
Gaharu Sembuhkan Banyak Penyakit
Gaharu dikenal berasal dari marga tumbuhan bernama Aquilaria. Di Indonesia tumbuh berbagai macam spesiesnya, seperti A. malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A. beccariana, dan A. Filaria.
Karena banyaknya jenis tumbuhan ini ada di Indonesia, maka bukan barang aneh, bila kemudian tumbuhan ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat. Salah satu manfaatnya merupakan fungsi flora ini sebagai obat.
Meningkatnya penggunaan obat-obatan dari bahan organik seperti tumbuhan (herbal), membuat gaharu semakin diminati sebagai bahan baku obat-obatan untuk berbagai macam penyakit.
Dari hasil penelitian yang ada, gaharu dikenal mampu mengobati penyakit seperti stres, asma, liver, ginjal, radang lambung, radang usus, rhematik, tumor dan kanker.
Kini pengunaan gaharu sebagai obat terus meningkat. Tapi sayangnya hingga kini, Indonesia baru mampu memasok 15 persen total kebutuhan gaharu dunia.
Bahkan kini fungsi gaharu juga merambah untuk bahan berbagai produk kecantikan dan perawatan tubuh. Sebagai kosmetik gaharu bisa dijual seharga Rp 2-5 juta per kilogram, bahkan untuk jenis super dan dobel super harganya mencapai Rp18 juta per kilogram.
Di Indonesia tanaman ini dikelompokan sebagai produk komoditi hasil hutan bukan kayu. Atas dasar itu, pengembangan gaharu sangat mendukung program pelestarian hutan yang digalakkan pemerintah, investasi dibidang gaharu sendiri sebenarnya sangat menguntungkan, Gaharu bisa dipanen pada usia 5-8 tahun.
Untuk satu hektare gaharu hingga bisa dipanen, memerlukan biaya sebesar Rp 125 juta namun hasil panen yang didapat mencapai puluhan kali lipat. Budidaya gaharu sangat cocok dikembangkan dalam meningkatkan hasil hutan non kayu, sementara pasarnya sangat luas dan tidak terbatas.
Sumber : http://gaharujabar.wordpress.com/
 http://kebungaharununukan.blogspot.com/2012/08/kementerian-kehutanan-kembangkan.html

Daun Pohon gaharu pun jadi '' Dollar ''

Daun Pohon gaharu pun jadi '' Dollar ''

Untuk Proses Pembuatan teh dari daun gaharu. Pertama kita jemur dulu daunnya

forum hijau indonesia



https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc3/1008916_471780456246390_2134508714_o.jpg
Menhut : Tingkatkan Permintaan Ekspor Kayu Gaharu
Forumhijau.com - Menteri Kehutanan (Menhut), Zulkifli Hasan, mengakui ekspor kayu gaharu selama ini sulit langsung pasar China dan membuat harga gaharu Indonesia lebih mahal.

Dengan perdagangan langsung, produsen Indonesia mendapat harga tinggi karena tidak ada biaya perantara, sedangkan konsumen China untung karena mendapat harga yang lebih murah. Mengacu pada kesepakatan perdagangan, harga jual ekspor kayu gaharu ditetapkan US$ 10-US$ 15.000 per kilogram. Penentuan harga ditetapkan berdasar kualitas kayu gaharu. Kesepakatan ini diharapkan juga bisa menekan ekspor kayu gaharu ilegal.

Zulkifli menegaskan, Kementrian Kehutanan akan terus meningkatnya permintaan ekspor dan tingginya harga jual komoditas tersebut membuat pemerintah mengkaji peningkatan produksi melalui pengembangan hutan budi daya. Selama ini 98% dari total ekspor produk gaharu dalam negeri berasal dari hutan alam. “Dengan peningkatan permintaan di pasar dunia, Indonesia tidak bisa mengandalkan gaharu dari hutan alam saja, harus dikembangkan produksi melalui hutan budi daya,” ujarnya.

Beberapa lokasi di Indonesia memiliki iklim yang cukup mendukung bagi pengembangan hutan budi daya gaharu. Di antaranya Papua, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Bangka Belitung dan Lampung. Data Kementerian Kehutanan menunjukkan total varietas gaharu dunia mencapai 15 varietas dan enam di antaranya tumbuh di seluruh daerah di Indonesia kecuali Jawa dan Sunda Kecil.

Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Gaharu Indonesia, Mashur menyatakan. asosiasi siap ikut aktif dalam pengembangan budi daya. Rencananya akan ada laboratorium genetika gaharu yang dikembangkan oleh asosiasi, Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pertanian. Dengan memanfaatkan budi daya, kayu gaharu bisa dipanen pada usia tiga tahun. Selama ini, tanaman gaharu di hutan alam baru bisa diambil pada usia 6-8 tahun.

Gaharu budi daya membutuhkan biaya mulai tanam hingga panen sebesar Rp 4 juta per pohon.

Indonesia kini bisa menembus pasar ekspor gaharu ke Tiongkok, setelah sebelumnya ekspor komoditas ini harus melewati negara ketiga, seperti Taiwan, Singapura, dan Hong Kong. “Selain volume perdagangan kita meningkat, petani dan pengusaha gaharu nasional juga memperoleh harga yang tinggi karena tidak ada `fee` untuk pihak ketiga dari perdagangan langsung ini, demikian juga pihak Tiongkok,” kata Menteri Kehutanan.

Di pasar Internasional, katanya, saat meresmikan ekspor langsung perdana kayu gaharu ke Tiongkok, kebutuhan gaharu dunia setiap tahun mencapai 4.000 ton dan Tiongkok merupakan salah satu negara pengimpor gaharu terbesar dengan kebutuhan per tahun mencapai 500 ton. Selama ini, ekspor gaharu Indonesia lebih banyak ditujukan ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Taiwan, Singapura, Hongkong, Amerika Serikat, dan Uni Eropa karena kesulitan untuk menembus langsung ke pasar Tiongkok.

Dalam lima tahun terakhir ini, total ekspor gaharu Indonesia berkisara 170-573 ton dengan perkiraan perolehan devisa pada tahun 2006 sebesar 26.086.350 dolar AS dan meningkat menjadi 85.987.500 dolar tahun 2010.“Kita menargetkan dalam beberapa tahun ke depan ekspor gaharu tidak hanya bersumber dari hutan alam, tetapi juga dari hasil budidaya,” kata Zulkifli. Ekspor gaharu ini dilakukan dalam bentuk serpihan (chips), balok kayu (block), Serbuk (powder), dan minyak (oil).

Zulkifli mengatakan, potensi gaharu di Indonesia diperkirakan mencapai 600 ribu ton per tahun dengan sentra produksi berada di Papua, Kalimantan, dan Sumatera. Harga gaharu Indonesia berkisar Rp 100.000-150.000.000 per kg, tergantung kualitasnya. Saat ini, budidaya gaharu sudah mulai dikembangkan di Bangka, Sukabumi, Bogor, Lampung, dan NTT. “Kalau kita mengandalkan dari alam saja tentulah pasokan terbatas,” katanya.

Menuru Mashur, selama ini perdagangan langsung gaharu dari Indonesia ke Tiongkok terhalang sindikasi mafia. “Kita susah langsung masuk ke pasar negara itu karena gaharu ini memang sangat mahal,” katanya. Selama ini, menurut dia, 98 persen pasokan gaharu Indonesia masih berasal dari hutan alam. “Potensinnya di Indonesia masih sangat tinggi dari hutan yang sangat luas,” katanya. Satu pohon, dia bilang bisa menghasilkan 600 kg serpihan (chips).

Gaharu kualitas paling tinggi di Indonesia “aquilaria filaria” kebanyakan berada di hutan Kalimantan Timur dan harganya mencapai Rp 150 juta per kg. “Kalau di China mereka bisa jual Rp 400 juta per kg, sedangkan di Timur Tengah untuk yang kualitas tinggi ini dijual dengan harga Rp 300 juta per kilo. (iwb)
https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/s720x720/531334_253217188102719_50301602_n.jpg

©[FHI/Antara]

 
Follow us: @forum_hijau
https://www.facebook.com/ForumHijauIndonesia/posts/452380944853008

CARA BARU PANEN GAHARU TINGKATKAN PRODUKSI DENGAN TEKNIK OLES

Bengkulu, 2-3 Februari 2013
Dengan teknik inokulasi sistem suntik pekebun hanya sekali panen ketika tanaman berumur 7-8 tahun atau 2-3 tahun pascainokulasi. Dengan teknik oles cendawan inokulan, pekebun dapat panen berkali-kali sejak pohon berumur 3-5 tahun. Panen terakhir saat pohon berumur 7-8 tahun menghasilkan 19,2 kg gubal, lebih besar sekitar 4 kg daripada cara inokulasi konvensional, 15 kg gubal per pohon. Itu menjadi solusi untuk mengatasi populasi gaharu alam yang terus menyusut. Trubus mengundang Anda untuk mengikuti pelatihan budidaya gaharu dengan teknik baru langsung dengan pakarnya.

Materi
● Memilih spesies pohon penghasil gaharu
● Bibit bermutu (setek, kultur jaringan, cabutan dari hutan, atau asal biji)
● Jenis cendawan
● Teknik menginokulasi cara suntik dan oles
● Teknik panen gaharu
● Standar mutu kayu gaharu
● Cara menembus pasar gaharu
● Praktek menginokulasi
● Praktek memisahkan gubal dari kayu

Biaya
- Pelanggan Trubus & member trubus-online Rp1.750.000/orang
- Umum Rp1.850.000/orang
Biaya termasuk makalah pelatihan, praktek, kudapan, dan makan siang.

Keterangan lebih lanjut hubungi: Suci atau Devi
Telp 021-8729 060, 8770 1748, HP. 0813 1603 4009, Faks. 021-872 9059
E-mail: pelatihan@trubus-online.co.id, Blackberry: Pelatihan Trubus PIN 2898B5DC.
Pembayaran, transfer ke BCA Cab. Samanhudi a.n. Trubus Swadaya No. rekening 4770100009. Kirimkan bukti transfer Anda ke 021-872 9059

 http://www.trubus-online.co.id/pelatihan/6559-cara-baru-panen-gaharu-tingkatkan-produksi-dengan-teknik-oles-.html

Investasi Cerdas Gaharu

Di Kelurahan Sidomulyo, Bengkulu, Jasmi Syafaruddin punya 5 pohon. Gara-gara Jasmi membakar sampah di dekat situ, kulit 2 tanaman terkelupas. Dalam posisi telanjang seperti itu diduga fusarium datang menyerang. Dua pohon berumur 5 tahun itu sekarang sudah bergubal. Abdulqodir Hadi Mustofa Habibullah di Jambi mencoba mengebor secara vertikal. Mata bor ¾ inci dibenamkan sedalam 1-3 m. Lalu minimal 10 botol inokulan fusarium bervolume 600 cc dikucurkan. Dari proses itu Habib mulai menuai gaharu.








Kami menyediakan bibit Gaharu jenis Aquilaria malaccensis, tinggi bibit 30 cm , harga Rp. 12.000/batang. minimal order 250 batang. Hubungi Rudy di e m@il
multivalentprima@gmail.com
atau 0858 66 231 777

Gaharu merupakan istilah umum untuk menyebutkan beberapa jenis tanaman yang menghasilkan kelenjar resin berbau harum di dalam batang kayunya ketika terjadi infeksi mikro organisme dari luar. harga kayu yang mengandung resin ini mutu A - B berkisar Rp. 25.000.000 - Rp. 5.000.000 per kilogramnya. Hitungan kasarnya , dengan inokulasi yang tepat , pohon berusia 5 tahun yang di inokulasi biakan Fusarium , kemudian dipanen pada umur minimal 8 tahun , hitungan kasarnya per pohon bisa menghasilkan Rp. 5 - 10 juta per batang. Tanaman ini bisa ditanam di sela - sela tanaman keras lain , karena pada 2 tahun pertama sejak ditanam di lahan , Gaharu harus berada di bawah naungan. jika tanpa naungan , kemungkinan kematian bibit 30 - 60 %.





Hitungan bisnis di bawah ini diambil dari blog saya www.kebun5m.blogspot.com
Alternatif lain untuk menghasilkan investasi yang paling menguntungkan adalah dengan menerapkan pola tumpangsari Sengon / Paulownia + Aren Unggul + Gaharu.
Aren & gaharu membutuhkan tanaman peneduh di awal pertumbuhan mereka. Oleh karena itu , sengon / paulownia ditanam sebagai peneduh. Hasil yang didapatkan dalam 10 tahun pertama:

Sengon 250 batang, tebang 1 kali @ Rp. 550.000= Rp.137.500.000
Aren Unggul var. dalam 250 batang Gaharu 250 batang,tebang 1 kali tahun ke 8 @ Rp.5.000.000 = Rp. 1.250.000.000



Pada tahun ke-15 akumulasi penghasilan adalah :
Sengon-habis
Aren Unggul 250 batang prod. 50% @ 30 liter @ Rp.2.000/lt per hari = Rp.13.687.500.000
Gaharu tebang kedua 400 batang @ Rp. 5.000.000 = Rp.2.000.000.000
Ditambah hasil tahun ke-5 & 8 = Rp.1.387.500.000
Total tahun ke-15 Rp. 17.075.000.000





Berikut Artikel Majalah TRUBUS , majalah Agrobisnis no, 1 di Indonesia mengenai Gaharu :
Gubal terbentuk karena rangsangan dari mikroba yang masuk ke jaringan tanaman,' kata Dr Ir Mucharromah, MSc, peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Mikroba-berupa cendawan atau bakteri-masuk melalui luka. Luka bisa disebabkan karena pengeboran, penggergajian, bahan cabang patah, atau kulit terkelupas.

Di Kelurahan Sidomulyo, Bengkulu, Jasmi Syafaruddin punya 5 pohon. Gara-gara Jasmi membakar sampah di dekat situ, kulit 2 tanaman terkelupas. Dalam posisi telanjang seperti itu diduga fusarium datang menyerang. Dua pohon berumur 5 tahun itu sekarang sudah bergubal. Abdulqodir Hadi Mustofa Habibullah di Jambi mencoba mengebor secara vertikal. Mata bor ¾ inci dibenamkan sedalam 1-3 m. Lalu minimal 10 botol inokulan fusarium bervolume 600 cc dikucurkan. Dari proses itu Habib mulai menuai gaharu.

Ketika mikroba masuk jaringan tanaman, ia dianggap sebagai benda asing. Makanya tanaman merespon dengan mengeluarkan penangkal. Tri Mulyaningsih, MSi, ahli gaharu dari Universitas Mataram menyebut zat imun itu fitoalexin. Bentuknya berupa resin beraroma yang diproduksi oleh alkaloid sel. Resin berwarna cokelat itu melindungi sel-sel tanaman dari serangan mikroba. 'Ia membentengi sel dari serangan mikroba,' kata Mucharromah. Resin melokalisir kerusakan akibat serangan mikroba supaya luka tidak meluas ke jaringan lain. Deposit resin-pada jaringan hidup-yang terus menumpuk berujung pada terbentuknya gaharu.

Salah satu ciri yang dapat dijadikan indikator tajuk tanaman menguning dan rontok, pada batang atau cabang terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan. Namun, ketika mikroba terlalu perkasa, gubal urung terbentuk. Tanaman bisa mati-minimal batang busuk-karena kalah kuat melawan keganasan si penyusup. Jika respon tanaman terlalu kuat, gubal yang sempat terbentuk akan menghilang.

Penyebab harum
Kejadian itu lantaran, 'Respon setiap jenis tanaman terhadap infeksi mikroba berbeda-beda,' lanjut Mucharromah. Oleh karena itu mesti ada 'kecocokan' antara jenis tanaman penghasil gaharu dengan mikroba inokulannya. Yang dipercaya sebagai inokulan utama di alam adalah Fusarium sp.
Penelitian doktor patologi tanaman dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat, itu menunjukkan di Bengkulu F. cylindriscorpum dan F. oxysporum paling top 'mengundang' gubal pada A. malaccensis.
Pada proses inokulasi buatan, 'Sukses-tidaknya pembentukan gaharu bisa diketahui sejak hari ke-5 pascainokulasi,' kata Ir Hartal MP, juga peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Pada bagian yang terbentuk gaharu terlihat kayu berubah warna menjadi kecokelatan. Perkara terbentuknya aroma harum gaharu, itu karena resin yang dihasilkan oleh alkaloid sel berupa oleoresin dengan kandungan fitokimia sesquiterpene. 



Mau Kebun Anda Hasilnya Meningkat 250 % ?
Gunakan pupuk Mikoriza
Friday, October 2, 2009
 http://www.bibitgaharu.blogspot.com/

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Grocery Coupons